Judul film : Alangkah Lucunya Negeri ini
Sutradara : Deddy Miswar
Co sutradara : Aria kusumadewa
Produksi : Citra Cinema
Produser : Zaini Zain
Editor : Tito Kurnianto
APRESIASI FILM
Tema : Sosial
Amanat :membantu hidup orang lain lebih berharga
Penokohan :
CAST
1. Dedy Mizwar : Pak Makbul
2. Reza Rahardian : Muluk
3. Tika Bravani : Pipit
4. Asrul Dahlan : Samsul
5. Slamet Rahadjo : H.Rahmat
6. Djaja Miharja : H.sarbini
7. Tio pakusadewo :Djarut
8. M.Irfan Siagian : Glen (Ketua copet mall)
9. Angga Putra : Komet (ketua copet pasar)
10. Sakurta Ginting : Ribut (Ketua copet Angkot)
11. Jaya Kusuma : Mata Dewa
12. Rina hassim : istri H.rahmat
13. Edwin “bejo” : jupri
Copet Pasar
1. Daniel Hamongan : bedul
2. M.Rabil : Subur
3. Agus Fardelo Lubis : Sabar
4. Ponda Malik : bedil
Copet mall
1. Ahmad Ismail : Boy
2. Ahmad yanwan : Eros
3. Pradana Ardiansyah : Onki
4. Agri firdaus : Ari wibowo
Copet angkot
1. Hafid: Kampret
2. Gundala: kalong
3. Dede Setiawan : Codot
4. Deni Albab Mulyadi :Sobrat
Alur : Maju
Setting
Waktu : Pagi Hari
Tempat : Pasar
Suasana : Ramai
Waktu : pagi hari
Tempat : Gedung Tua
Suasana : Penasaran , Tegang
Waktu : Siang Hari
Tempat : Kantor
Suasana : emosi
Waktu :Siang Hari
Tempat :Mussolah
Suasana :Debat
Waktu :Siang Hari
Tempat :Kantor penyaluran TKI
Suasana :Ramai
Waktu :Siang hari
Tempat :Rumah Rahma
Suasana :Tenang
Waktu :Siang Hari
Tempat :Rumah Pipit
Suasana :Tenang
Waktu :Sore Hari
Tempat :pos Ronda
Suasana :Ramai
Waktu :Siang Hari
Tempat :depan mall
Suasana :ramai
Waktu :Siang Hari
Tempat :Toko jahi pak makbul
Suasana :tegang
Waktu :Menjelang Sore
Tempat :Gedung tua
Suasana :kecewa
Waktu :Malam Hari
Tempat : Warkop pinggir sungai
Suasana :santai
Waktu :malam hari
Tempat :Rumah Muluk
Suasana :Tenang
Waktu :pagi
Tempat :Dalam mall
Suasana :Ramai
Waktu : pagi hari
Tempat : pasar
Suasana :ramai
Waktu :siang hari
Tempat :depan monas
Suasana :bahagia
Waktu :pagi hari
Tempat :Lapangan
Suasana :tenang
Waktu :malam hari
Tempat :rumah muluk
Suasana :kecewa
Waktu :malam hari
Tempat :rumah pipit
Suasana :kecewa
Waktu :malam hari
Tempat :tengah gang
Suasana :terharu
Waktu :malam hari
Tempat :musholah
Suasana :sedih
Waktu :malam hari
Tempat :tengah gang
Suasana :kecewa, emosi
Waktu :pagi hari
Tempat :gedung tua
Suasana :putus asa
Waktu :pagi hari
Tempat :dalam gedung tua
Suasana :emosi, marah-marah
Waktu :siang hari
Tempat :jalan raya
Suasana :tegang, ramai
Kelebihan :
• mengangkat permasalahan mendasar bangsa dengan mengedepankan konflik batin yang terjadi, yaitu pendidikan dan kemiskinan
• Pemeran anak-anak pencopet sebagian diperankan oleh anak-anak jalanan asli,
• memberikan inspirasi kepada pemerintah untuk melihat apa yang ada didalam kehidupan rakyatnya
• Memberikan inspirasi kepada anak Indonesia untuk menghargai kehidupanya
• Menunjukan kepada penonton bahwa pendidikan itu penting dalam menjalankan roda kehidupan
Kekurangan :
• Akhir dari cerita kurang menunjukan kejelasan kehidupan yang akan dialami selanjutnya
• Adegan dalam film terlalu jelas dalam penunjukan tindakan-tindakan negative sehingga dapat memicu remaja untuk mencontohnya
SINOPSIS
MESKIPUN selalu gagal, Muluk yang telah menyandang gelar sebagai sarjana manajemen pantang putus asa. Dengan penuh semangat, pria itu tidak pernah bosan keluar masuk berbagai kantor untuk melamar kerja, meskipun harus menelan pil pahit alias ditolak. Kekecewaan yang dirasakan Muluk berubah menjadi kekesalan ketika memergoki seorang anak remaja tanggung mencopet. Muluk menyergap pencopet itu sambil mengancam akan melaporkannya kepada polisi.
Siapa sangka pertemuan Muluk dengan Komet, pencopet itu, justru membuka peluang pekerjaan bagi Muluk. Komet membawa Muluk ke markasnya dan berkenalan dengan Jarot, bos Komet. Ternyata markas itu adalah tempat berkumpul anak-anak seusia Komet yang berprofesi sebagai pencopet. Mereka terbagi dalam tiga kelompok yaitu copet mal, copet pasar, dan copet angkot.
Muluk lantas menawarkan ilmu manajemen yang dikuasainya untuk mengelola keuangan para pencopet, dengan meminta imbalan sebesar 10 persen dari hasil mencopet. Dengan uang itulah Muluk membuat program untuk mendidik para pencopet agar kelak tidak lagi berkubang dalam pekerjaan yang penuh dosa.
Muluk dibantu dua rekannya yaitu Samsul, sarjana pendidikan, serta Pipit yang telah menyelesaikan pendidikan D3. Mereka memberikan pelajaran agama, budi pekerti, dan kewarganegaraan kepada para pencopet.
Makbul, ayah Muluk, tentu saja senang melihat anaknya sudah bekerja. Apalagi seperti pengakuan Muluk, dia bekerja di bagian SDM alias Sumber Daya Manusia. Saking senangnya, Pak Makbul memberitahukan Haji Sarbini, ayah Rahma yang juga calon besannya. Sama halnya, Haji Rahmat yang merupakan ayah Pipit, senang melihat anaknya bekerja, sehingga tidak lagi hanya mengharapkan imbalan dari kuis di televisi yang sering diikuti Pipit.
Namun ibarat pepatah sepandai-pandainya menyimpan bangkai baunya akan tercium juga, baik Pak Makbul, Haji Sarbini dan Haji Rahman bak disambar petir begitu mengetahui bahwa anak-anak mereka mendapat gaji dari hasil mencopet. Ketiga pria paruh baya itu tentu saja sangat kecewa, hingga menangis di musala untuk mohon ampun.